Thursday, January 10, 2013

Media TIPIKOR - Edisi: 32/MTip/2012



5 Kejari Tak Tangani Korupsi Sepanjang Tahun 2012

Semarang, (Media TIPIKOR)

Komite Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah melansir data bahwa ada lima kejaksaan negeri di wilayah hukum kejaksaan tinggi setempat yang tidak menangani kasus korupsi selama tahun 2012.

"Dari hasil pengamatan kami di Pengadilan Tipikor Semarang, ternyata Kejari Blora, Kejari Jepara, Kejari Kota Tegal, Kejari Kota Pekalongan, dan Cabang Kejari Pelabuhan Semarang sama sekali tidak melimpahkan kasus korupsi," kata Ketua Divisi Monitoring Kinerja Penegak Hukum KP2KKN Jateng Eko Haryanto di Semarang, Jumat.

Ia mengungkapkan berdasarkan data di Pengadilan Tipikor Semarang dari Januari 2012 hingga November 2012, terdapat 120 kasus korupsi yang telah dilimpahkan kejari selain kelima kejari yang tidak menangani kasus korupsi.

Menurut dia, Kejari Batang berada di urutan teratas dengan delapan penanganan kasus korupsi kemudian disusul Kejari Kabupaten Magelang, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Grobogan, dengan masing-masing sebanyak tujuh penuntutan terdakwa korupsi.

"Kejari Semarang melakukan penuntutan terhadap lima terdakwa korupsi selama tahun 2012," ujarnya.

Asisten Pidana Khusus Kejati Jateng Wilhelmus Lingitubun saat dikonfirmasi membantah jika ada lima kejari yang tidak menangani kasus korupsi selama tahun ini.

"Semua kejari di Jateng menangani kasus korupsi, namun ada yang masih pada tahap penyelidikan dan penyidikan sehingga jika yang digunakan adalah parameter penuntutan, mungkin belum sampai ke sana," katanya.

Terkait dengan jumlah perkara, kata dia, Kejati Jateng tidak memasang target tapi mengupayakan optimalisasi penanganan kasus dilihat dari bobot kasus, peran tersangka, dan jumlah kerugian keuangan negara.

"Jadi kami lebih memperhatikan kualitas perkara," ujarnya.

Wilhelmus mengklaim bahwa selama tahun 2012 seluruh jajaran di Kejati Jateng telah melakukan 117 penuntutan kasus dan 107 kasus korupsi masih dalam proses penyidikan dengan Rp71 miliar keuangan negara yang dapat diselamatkan. (Amir F MTip)*


Di Bantu Malah di Korupsi

Semarang, (Media TIPIKOR)

Dugaan kasus korupsi yang saat ini di tangani Pengadilan Tipikor Kota Semarang ini berawal dari Himpunan Pengusaha Ikan Pekalongan (HPIP) Kota Pekalongan saat diketuai oleh H Niza Tinara, pada tanggal 7 maret 2005 mengajukan proposal kepada Gubernur Jateng saat itu H Mardiyanto.

Penyaluran dana bantuan instruksi gubernur (Ingub) Jateng dan PUSKUD Mina Baruna Propinsi Jateng kepada Himpunan Pengusaha Ikan Pekalongan (HPIP) dikirim ke rekening Wali Kota Pekalongan  saat itu masih di jabat Samsudiat tanggal 17 dan 18 Mei 2005.

Wali Kota saat itu menerima dana bantuan sejumlah Rp 550 juta dengan perincian dana Ingub sebesar Rp 350 juta dan dari PUSKUD Mina Baruna sebesar Rp 200 juta. Bantuan tersebut lantas diserahkan kepada Ketua HPIP Pekalongan pada 23 Mei 2005, bersama pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi diserahkan kepada Ketua HPIP Waktu itu Niza Tinara dalam bentuk cek.

Alasan permintaan bantuan dari HPIP sendiri adalah permintaan pengembalian retribusi yang telah di tarik oleh KUD Makaryo Pekalongan dan telah disetorkan ke PUSKUD Mina Baruna Semarang yang seharusnya sudah tidak dimintai restribusi lagi sejak 1998. HPIP lantas mengajukan proposal HPIP dan dilanjutkan pencairan dana bantuan yang diminta tersebut.

Tersangkanya, yakni Niza Tinara, yang saat itu menjabat sebagai Ketua HPIP. dana tersebut selanjutnya tidak digunakan sebagaimana mestinya, seperti yang tercantum dalam proposal pengajuan bantuan. Yaitu, dana bantuan yang seharusnya dibelikan dua unit truk diesel pengangkut ikan, namun ketua HPIP Niza Tinara hanya merealisasikannya dengan satu unit truk seharga Rp161 juta. Sisanya habis dipakai untuk berbagai keperluan yang lainnya.

Proposal tersebut berisi pengajuan bantuan untuk keperluan pengadaan 2 unit truk angkutan ikan dan bantuan penguatan modal untuk HPIP yang difasilitasi oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah. Kemudian, dari proposal tersebut berhasil dicairkan dana sebesar Rp550 juta. Perinciannya, sebesar Rp350 juta dari alokasi Ingub, dan Rp200 juta dari PUSKUD Mina Baruna.

Dana bantuan tersebut, selanjutnya oleh Gubernur Jateng Mardiyanto dikirim lewat rekening Wali Kota Pekalongan saat itu, Samsudiat. Oleh wali kota, disalurkan kepada Ketua HPIP tanggal 23 Mei 2005, dan diterima langsung oleh Ketua HPIP Niza Tinara di Kantor Setda Kota Pekalongan. (YT MTip)*


Jembatan yang menghubungkan Pasar Sirongit dengan Seminarium Sipoholon Rusak Berat Diterjang Banjir
Tapanuli Utara, (Media TIPIKOR)

Bupati Kabupaten Tapanuli Utara dengan nyetir sendiri terus tanggab dan langsung turun memantau ke lokasi kejadian Kamis tanggal 21 Desember 2012, tepatnya sekitar pukul 10.00 Wib malam, jembatan yang menghubungkan Pasar Sipoholon dengan beberapa desa di sekitar Kecamatan Sipoholon, yakni desa Simanungkalit, desa Pangaloan, desa Pintubosi , desa Lobusingkam dan desa Sibuntuon, terutama Seminarium Sipoholon ambruk diterjang banjir Aek Sigeaon. Kejadian ini terjadi disela-sela warga masyarakan kecamatan Sipoholon sedang meranyakan Natal di berbagai gereja. Kejadian ini baru diketahui warga ketika seorang warga yang hendak melintasi jembatan untuk kegiatan natalan malam itu dan melihat jembatan sudah patah dan ambruk, dan langsung  menginformasikan kerusakan jembatan tersebut kepada warga yang tinggal disekitar jembatan Sirongit. Setelah warga mengetahui informasi kejadian ambruknya jembatan Pasar Sirongit yang merupakan jembatan yang sangat penting dan vital menghubungkan jalur transportasi ke Seminarium HKBP Sipoholon sebagai tempat Wisata Rohani, masyarakat langsung berduyun-duyun menuju lokasi kejadian untuk melihat kenyataan yang diluar dugaan masyarakat ini dan sempat menyebabkan macetnya jalur transportasi Medan-Tarutung hingga beberapa jam.

Ketika Media Tipikor Tapanuli Utara turun ke lokasi kejadian dan bergabung dengan warga, berbagai teka teki dan ciibiran masyarakat muncul ditempat kejadian dan bahkan ada diantara warga yang saat itu berada di lokasi kejadian   menghubunghubungkan bencana alam (banjir) ini dengan informasi yang aktual saat itu yakni tentang “Hari Kiamat”. Salah satu warga yang sempat diwawancarai Media TIPIKOR mengatakan dalam bahasa Batak “On ma ra tanda-tanda na naeng ro ari kiamat songon naung tabege di televisi’ inilah mungkin pertanda bahwa hari kiamat sudah dekat, sebagaimana yang sering diberitakan di televisi” dan sebagian warga mengatakan ini adalah akibat ulah dari masyarakat atau pengusaha yang hanya memikirkan keuntungan tanpa memperdulikan  resiko atau dampak dari perbuatannya.

Memang kejadian banjir Aek Sigeaon bila kita pikirkan dan kita telusuri dengan alur  logika berpikir, asumsi warga tentang peristiwa banjir ini disebabkan ulah masyarakat atau pengusaha ada benarnya. Penebangan kayu Pinus oleh PT. Inti Indorayon yang sekarang berubah nama menjadi PT. Toba Pulp Lestari (TPL) yang berpusat di Porsea pada tahun-tahun yang lalu dan juga ulah penguasa kayu yang terus menerus menebang kayu di sekitar hutan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara dengan menyebabkan kegundulan hutal dan ketandusan  (munculnya hutan-hutan gundul). Akibat keadaan hutan yang sudah gundul ini tanpa melakukan reboisasi hutan, ketika saat hujan turun arus air dan debet air Aek Sigeaon cepat meluap dan menimbulkan lonsor sehingga cenderung menimbulkan banjir kiriman. Dan sebahagian lagi diperkirakan penyebab ambruknya jembatan ini adalah ulah orang-orang yang mengambil pasir dengan menggunakan pompa besar dari sungai Aek Sigeaon yang menyebabkan tanah disekitar pundasi jembatan semakin terkikis  sehingga ketika banjir datang dengan arus air yang cukup deras dan pohon-pohon yang hanyut dalam arus sungai melintasi tiang penyanggah jembatan tidak sanggub lagi menahan hantaman air dan kayu yang mengenai jembatan. Kejadian ini berawal akibat pada hari itu, mulai dari pagi sampai malam hari, hujan terus terus mengguyur  hampir di wilayah kecamatan Sipoholon dan kota Tarutung. Akibat hujan yang terus menerus turun agak deras, luapan air Aek Sigeaon meningkat dratis dan  arus airnya cukup deras. Akibat aliran air yang cukup deras gunung-gunung disekitar lintasan Aek Sigeaon dan pohon-pohon yang tumbuh dipinggiran sungai banyak yang longsor dan tumbang terbawa air sungai yang sudah hampi mencapai ketinggian tembok atau benteng Aek Sigeon.

Bupati Kabupaten Tapanuli Utara dengan nyetir sendiri terus langsung turun memantau ke lokasi kejadian Tersiarnya kabar ambruknya jembatan Pasar Sirongit yang merupakan alat  transportasi yang sangat vital ke Seminarium Sipoholon oleh Unsur Pemerintah Kecamatan Sipoholon (Uspika Kecamatan Sipoholon) ke bapak Bupati Kabupaten Tapanuli Utara bapak Torang Lumbantobing terus ditanggapi dan direspon oleh bapak bupati cecara gerak cepat. Dengan nyetir sendiri, tanpa memperdulikan malam yang sudah larut dan cuaca yang sangat dingin, beliau bersama ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Utara Fernando Simajuntak, SH, MH dan sebagian SKPD Kabupaten Tapanuli Utara dan didampingi unsur pemerintah Kecamatan Sipoholon terus meluncur ke lokasi kejadian dan bergabung dengan warga masyarakat Sipoholon menyaksikan kejadian yang sangat tragis itu. Beliau sempat berdialog dengan beberapa warga dan setiap berdialog beliau selalu menyarankan kepada warga agar tetap waswas dan tenang menghadap bencana. Memang   akhir-akhir ini bencana alam sering terjadi di Tapanuli Utara, misalnya banjir bandang yang terjadi di desa Pohan Tonga pada –bulan-bulan yang mengakibatkan masyarakat gagal panen di sekitar lokasi kejadian. Beliau juga meyarankan agar masyarakat tetap tetap tenang dan semangat merayakan Natal. Sebagai warga Kristen dan jebagai warga gereja kita harus tetap semangat merayakan Natal, kata pak Bupati.

Setelah selesai meninjau jembatan Pasar Sirongit, bapak Bupati Torang Lumbantobing melanjutkan pantauan ke lokasi-lokasi lain yang mengalami bencana, dan ternyata setelah di chek langsung Bapak Bupati ternyata banyak jembatan yang mengalami kesusakan akibat banjir tersebut diantaranya: jembatan Lumbanrihit, jembatan Aek Silalaen yang sudah mengalami kerusakan pada tahun sebelumnya dan kini keadaannya semakin parah, jembatan Pangaloan yang hanyut terbawa arus banjir. Masyarakat Sipoholon berharap kepada bapak Bupati Torang Lumbantobing dan Ketua DPRD Tapanuli Utara agar secepatnya melakukan perbaikan (rehablitasi) kepada jembatan yang rusak, terutama jembatan Pasar Sirongit yang merupakan jalur lintas ke wisata rohani  Seminarium Sipoholon, keadaan jembatan yang miring saat banjir datang dan lampu di sekitar pasar sirongit padam total.  (MTip)*


‘’Kasus Dugaan Korupsi Rp 20.1 Miliar’’

Zul Namploh Dan Syahrul Amri  Ditahan Di Lp Lambaro
    
Banda Aceh, (Media TIPIKOR)

Jaksa penyidik kejaksaan tinggi (kejati) aceh berhasil menuntaskan penyedikan kasus dugaan korupsi pembangunan rumah guru terpencil senilai 20,1 miliar bersumber APBA tahun 2009. Dan kedua tersangka kini ditahan di lp lambaro.

Kasi Penkum/Humas Kejati Aceh,Amir Hamzah SH,Kemarin mengatakan ,degan dilimpah nya berkas kasus dugaan korupsi proyek pembangunan rumah guru terpencil ke JPU,maka pengusutan kasus ini sudah tuntas.
           
‘’Dan JPU sejak menerima berkas dan tersangka akan segera membat berkas dakwaan sudah siap maka akan segera di limpah ke pengadilan Tipikor oleh JPU untuk di sidangkan’’.katanya
           
Untuk saat ini tersangka dan seluruh barang bukti dalam kasus tersebut sejak dilimpahkan sekitar pukul 11.00 WIB kemarin,sudah menjadi tanggung jawab JPU. ”Statusnya kini meenjadi tahanan JPU dan bukan lagi penyidik. kedua tersangka masih di tahan di LP Banda Aceh di Lambaro”ujar Amir Hamzah

Seperti di ketahui ,kasus proyek rumah guru terpencil yg tersebar di 18 Kabupaten/kota mengunakan dana APBA 2009 senilai Rp 20,1 miliar itu mencuat kepermukaan awal 2011.Kemudian kejati melakukan pengusutan  dengan cepat ,sehingga akhir 2011 kasus itu sudah mulai di temukan bukti kuat,dan kemudian ditingkat kan status nya ke penyidik dengan menetapkan dua tersangka Zul Namploh dan Syahrul Amri.
    
Sekretaris Dinas Pendidikan (disdik) Zulkifli Saidi Alias Zul Namploh sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek rumah guru terpencil senilai Rp 20.1 miliar kembali dipanggil dalam pemeriksaan, kali ini gedung kejaksaan terlihat geger dengan hadirnya serombongan saksi yang dibawa Zul Namploh kegedung lembaga penegak hukum tersebut untuk dijadikan sebagai saksi yang meringankan dirinya.

Sepontan saja tim penyidik kejati aceh menolak untuk memeriksa sekitar sepuluh orang yang diajukan zul namploh untuk dijadikan saksi tersebut, sebab, sejauh ini kejaksaan belum pernah melayangkan surat panggilan untuk para saksi yang tanpa diminta justru sudah diboyong oleh tersangka dugaan korupsi itu ke Gedung kejati aceh pada selasa (24/7) pekan lalu sementara yang dipanggil untum diperiksa kembali adalah sekretaris disdik dalah kasus dugaan korupsi proyek rumah guru terpencil senilai 20.1 miliar, bukan para rombongan nya itu, maka wajar apabila kita tidak terima mereka untuk diperiksa atau diambil keterangannya, sebut Kasi Penkum/Humas Kejati Aceh Amir Hamzah Kepada wartawan.

Sementara itu ‘’Tim penyidik kejaksaan tinggi (Kejati) Aceh Senin 11/6 kembali memeriksa Zulkifli Saidi Spd Sekretaris dinas pedidikan Aceh alias Zul Namploh yang menjadi tersangka dugaan proyek rumah guru terpencil fikti senilai Rp 20.1 Miliar, pemeriksaan secara tertutup selama 6 jam di bagian Tindak Pidana Korupsi (Pidsus) lantai satu gedung Kejati Aceh.

Kantor Kajati Aceh di kawasan jalan Dr Mr Muhammad Hasan,Batoh, Banda Aceh, Zul Namploh yang memakai baju safari biru gelap dan sepatu hitam, sekitar pukul 10.00 WIB tiba digedung Kajati dengan didampingi tim pengacaranya Azfili SH cs dari kantor Advokat Zaini Djalil and Assosiated, Sekretaris Disdik tersebut langsung diantar petugas piket kebagian Pidsus dan setelah itu tidak kelihat lagi keluar.

Sekitar Pukul 12.30 WIB, Zul baru keluar dari ruangan pemeriksaan untuk makan siang sekaligus menunaikan sholat Zhuhur, seusai makan siang dan Sholat, pemeriksaan kembali dilanjutkan sekitar pukul 13.15 WIB. Sementara zul namploh mulai terlihat keluar gedung kejati aceh pada pukul 17.00 WIB dengan mengunakan mobil Toyota Innova berwarna hitam setelah menjalani pemeriksaan sekitar 6 jam.

Kejaksaan Tinggi (kejari) Aceh menetapkan Zulkifli Saidi Spd Alias Zul Namploh sekretaris dinas pendidikan (DISDIK)  Provinsi aceh sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Proyek pembangunan rumah guru terpencil fiktif senilai Rp 20.1 miliar lebih.

Sekretaris dinas pendidikan (disdik) itu ditetapkan sebagai tersangka bersama Ir Syahrul Amri (pejabat pelaksana teknis kegiatan/PPTK) setelah melalui proses penyedikan panjang dan gelar perkara yang berlangsung alot di aula khusus gedung kejati Aceh Rabu 23/5 kemaren(pekan lalu).

Gelar perkara kasus proyek rumah guru terpencil itu berlangsung selama enam jam, dihadiri lengkap para pejabat tinggi kejaksaan dan dan dipipin kajati aceh, H Muhammad Yusni SH MH dan Wakajati Teuku Syahrizal Sh.

Sedangkan Anggata Forum ekspose perkara meliputi asisten tindak pidana Khusus (Aspidsus) Raja ulung padang SH Asisten Intelijen (Astel) Aries Surya SH, dan sejumlah kepala seksi (kasi)  serta tim jaksa penyidik lainnya, seperti Bobbi Sandri SH dan Ramadiagus SH. (Jefri Ji)*


Peringati 101 tahun Pahlawan Nasional T. Amir Hamzah

Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu, SH   
 Terima T. Amir Hamzah Award
Tanjung Pura,( Media TIPIKOR)

Dengan membacakan penggalan bait akhir puisi Tengku Amir Hamzah dari kumpulan nyanyian sunyi yang berjudul “Padamu Jua” Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu, SH mengawali pengarahannya dalam acara Pelepasan Napak Tilas dan Renungan 101 tahun Pahlawan Nasional Tengku Amir Hamzah bertempat di lapangan SD 4 Tanjung Pura, Minggu (30/12).

Kemampuan Tengku Amir Hamzah dalam menggelorakan semangat pemuda untuk berani tegak membela marwah tanah air dan bangsa serta perduli terhadap bangsanya, dapat dijadikan referensi di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Begitu juga halnya melalui kegiatan napak tilas ini diharapkan para peserta dapat meningkatkan pemahaman dan saling tukar informasi tentang sosok alm. Tengku Amir Hamzah, sekaligus mensosialisasikannya kepada masyarakat dan pemuda lainnya untuk selalu ingat dan mengenang sekaligus mentauladani Pahlawan Nasional asal Kabupaten Langkat tersebut. Dan kepada panitia diminta dapat menjadikan event ini menjadi kegiatan yang lebih besar lagi dan dapat diikuti oleh peserta dari seluruh Sumatera Utara.

Bupati Langkat juga menambahkan sebagai penghormatan kepada beliau Pemerintah Kabupaten Langkat telah membangun Monumen Nasional tugu Tengku Amir Hamzah, dan kini monumen Tugu Tengku Amir Hamzah tersebut telah menjadi maskot daerah, yang diberikan sebagai cindera mata dalam bentuk miniatur tugu kepada setiap tamu dari luar daerah yang berkunjung secara resmi ke Pemerintah Kabupaten Langkat.

Dalam kesempatan sebelumnya, pemangku adat kesultanan Langkat Tuanku T. Azuar Aziz Abdul Zalil Rahmansyah Al-haj menyampaikan pujiannya kepada sosok Bupati Langkat sebagai pemimpin yang amanah dimana janji yang telah diucapkan pada acara yang sama 1 tahun yang lalu untuk membantu secara pribadi maupun secara ke Dinasan penyelenggaraan kegiatan Napak Tilas mengenang T. Amir Hamzah ini telah ditunaikan dengan total sebesar Rp. 80 jt. Hal ini menunjukan kepedulian Bupati Langkat terhadap jasa para pejuang pendahulu bangsa, dan beliau yakin  dimasa kepemimpinan H. Ngogesa Sitepu, SH yang didukung oleh segenap lapisan masyarakat Kabupaten Langkat dapat menjadi lebih baik, terutama dapat menjadi daerah tujuan wisata budaya, religi dan pendidikan.

Untuk itu Ikatan Putra Putri Amir Hamzah (IPPA) sebagai yang dipercaya untuk menyelenggarakan kegiatan ini harus memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kepercayaan yang telah diberikan Pemerintah Kabupaten Langkat, dan hal ini tidak cukup hanya sebatas penyelenggaraan seremonial belaka tapi bagaimana generasi muda dapat menginspirasi perjuangan T. Amir Hamzah dalam mengisi kehidupan sehari-hari.

Disela-sela acara serta dihadapan tokoh masyarakat/Nasional serta undangan yang hadir seperti :  Prof. DR H. Djohar Arifin Husein, pemangku adat kesultanan Langkat Tuanku T. Azuar Aziz Abdul Zalil Rahmansyah Al-haj, Ketua Hukum adat Melayu Langkat Prof. DR. Syamsul Arifin, Ketua MABMI Langkat  Drs. H. Abdul Khair, MM dan Ketua Dewan kesenian Sumut DR. Syafwan Hadi Umri, disampaikan deklarasi pernyataan sikap dan dukungan dari Ikatan Putra Putri Amir Hamzah untuk memenangkan dan memilih Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu, SH pada Pemilukada 2013 yang akan datang sekaligus siap mengantarkan beliau menjadi Bupati Langkat kembali pada periode  2014 – 2019.

Dalam mengenang 101 tahun Pahlawan Nasional T. Amir Hamzah yang dilaporkan oleh ketua panitia Musa .M diselenggarakan beberapa kegiatan diantaranya Lomba Napak Tilas yang diikuti oleh 42 regu dari 15 Kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat Serta 4 regu dari Kota Madya Binjai. Disamping itu juga diselenggarakan kegiatan perlombaan mewarnai gambar T. Amir Hamzah yang diikuti peserta dari PAUD atau TK sebanyak 302 orang peserta dan dari SD sebanyak 334 orang peserta kegiatan berlangsung selama 2(dua) hari mulai dari hari Sabtu (29/12) sampai hari Minggu (30/12).

Sebelumnya juga dilakukan penyerahan Amir Hamzah Award tahun 2012 kepada : Prof. DR Djohar Arifin Husein, H. Ngogesa Sitepu, SH, H. Yansyahrin, SE , H. Zainal Arifin AKA, M.Si yang dianggap telah banyak berbuat bagi pembinaan seni budaya dan berkiprah tanpa pamrih untuk memelihara dan merawat adat dan adap bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Alizar)*


Mantan Kepala Otonomi Daerah Jawa Tengah Terancam 10 Tahun Penjara


Jateng, (Media TIPIKOR)

Kepala Otda Jateng, Jumari di tuntut 10 tahun penjara dan denda 500 juta, apabila tidak membayar denda maka diganti dengan kurungan 3 bulan. Dan di wajibkan mengganti uang 2,5 M apabila tidak di bayar maka akan diganti dengan 5 tahun kurungan..Jumari diduga menerima fee Rp 2,5 miliar, dari Yanuelva. Tuntutan tersebut di bacakan jaksa penuntut umum di Pengadilan Tipikor Semarang 20/12/12.

Dalam perkara ini, Jumari diduga membuat dan menandatangani Surat Perjanjian Pekerjaan (SPP) dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) pada tahun 2010. SPP dan SPMK itu dipakai untuk jaminan kredit di BJS Semarang oleh nasabah bernama Yanuelva sebagai Direktur CV Enhat, yang kenyataannya SPP dan SPMK itu fiktif, tidak memiliki pekerjaan nyata dan tidak bernilai anggaran. Korupsi bermodus utang dengan jaminan dokumen fiktif itu merugikan negara Rp 37 miliar.

Dokumen SPP dan SPMK fiktif yang diterbitkan oleh Bagian Otda Kota Semarang diketahui dijaminkan oleh Direktur CV Enhat, yakni Yanuelva Etliana alias Eva untuk mendapatkan kredit di Bank Jateng Cabang Semarang, Surat-surat tersebut seolah-olah berisi proyek pengerjaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, KPU Kendal, KPU Demak, Dinas Cipta Karya Jateng, Badan OTDA Jateng dan BPPT Semarang. (DM MTip)*


Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Segera Menjadi Badan Layanan Umum
RANTAUPRAPAT, (Media TIPIKOR)

Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat dalam waktu dekat akan berubah statusnya menjadi Badan Layanan Umum Daerah – Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD-RSUD) Rantauprapat, asalkan persyaratan administratif dapat terpenuhi, yakni Pernyataan Kesanggupan Untuk Meningkatkan Kinerja, Pola Tata Kelola, Rencana Strategis Bisnis, Laporan Keuangan Pokok, Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Laporan Audit Terakhir atau Pernyataan Bersedia untuk Diaudit.

Demikian dikatakan Bupati Labuhanbatu dr H Tigor Panusunan Siregar SpPD ketika membuka Sosialisasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah (PPK-BLUD RSUD) Rantauprapat yang berlangsung di ruang data dan karya kantor bupati, Rabu (19/12-12) sore.

Dikatakannya, bahwa dengan berubahnya status RSUD bukan berarti berubah pula status kepegawaian di dalamnya tetapi pola pengelolaan keuangannya semakin mudah dan dapat mengelola keuangannua sendiri. 

“Dengan demikian tentunya akan semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat”, tegas Tigor.
Pada kesempatan itu Tigor juga berjanji akan meningkatkan kesejahteraan para perawat dan dokter khususnya yang bertugas di ruang rawat inap kelas I, II dan III. “Kita tahu bahwa pasien terbanyak itu berada di kelas, namun penghasilan perawat dan dokter di sana sangat kecil tidak sebanding dengan pengabdian yang mereka berikan. Irulah sebabnya saya akan naikkan insentif bagi mereka yang bertugas di ruang rawat inap kelas I, II dan III”, kata Tigor yang disambut tepuk tangan para perawat dan dokter yang hadir pada acara itu.

Direktur RSUD Rantauprapat dr HM Natsir Pohan SpB mengatakan, penerapan PPK-BLUD RSUD Rantauprapat dilandasi oleh UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengamanatkan, bahwa pendekatan penganggaran berbasis kinerj asangat diperlukan bagi SKPD yang memberikan pelayanan kepada public dengan cara mewiraswastakan pemerintah serta UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pemberdayaan Negara bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktifitas, efisiensi dan efektifitas.

Dijelaskannya, bahwa proses penerapan PPK-BLUD RSUD Rantauprapat diawali dengan ditetapkannya Nota Kesepahaman antara Pemkab Labuhanbatu dengan BPKP Nomor 01 Tahun 2012 dan MoU-347/PW02/3/2012 tentang Pengembangan Manajemen Pemerintah Daerah. 

Adapun tahapan proses penerapan PPK-BLUD RSUD Rantauprapat, kata Natsir Pohan, diawali dengan Pra PPK-BLUD, yakni ketentuan bahwa RSUD adalah SKPD di lingkungan Pemkab Labuhanbatu yang menyelenggarakan layanan umum yang berupa jasa di bidang pelayanan kesehatan. “Hal ini berarti bahwa RSUD Rantauprapat sudah memenuhi persyaratan substantif”, ujarnya.

Setelah itu, tambahnya, dilakukan persiapan PPK-BLUD dengan membentuk Tim Penyusunan Persyaratan Administratif PPK-BLUD RSUD Rantauprapat melalui SK Direktur RSUD Rantauprapat Nomor 445/6994/RSUD/2012 tanggal 2 Juli 2012 tentang Perubahan Tim Penyusunan Persyaratan Administratif BLUD RSUD Rantauprapat. Setelah itu dilanjutkan dengan penyusunan persyaratan administrative yang meliputi pola tata kelola, rencana strategis bisnis, standar pelayanan minimal, dan neraca keuangan. 

Penyusunan dokumen tersebut, katanya, didampingi oleh Tim BPKP Perwakilan Sumut. Setelah persyaratan administratif terpenuhi, Direktur RSUD Rantauprapat melalui Sekdakab mengajukan permohonan kepada Bupati Labuhanbatu untuk menerapkan PPK-BLUD RSUD Rantauprapat melalui surat nomor 445/14796/RSUD/2012 tanggal 11 Desember 2012.

Selanjutnya membentuk tim penilai melalui Keputusan Bupati Labuhanbatu Nomor 900.05/321/DPPKAD/2012 tanggal 12 Desember 2012 untuk meneliti dan menilai usulan penerapan status PPK-BLUD. Tim ini terdiri dari Sekdakab selaku ketua merangkap anggota, Kadis PPKAD selaku Sekretaris, dan beberapa anggota yang terdiri dari Asisten Ekbang dan Kesos, Kepala Bappeda, Inspektur Kabupaten, Kadis Kesehatan, Kabag Hukum Setdakab, Kabag Orta Setdakab dan Kabid Anggaran.

Setelah itu dilakukan sosialisasi penerapan PPK-BLUD oleh Tim BPKP Pusat dan BPKP Perwakilan Sumut yang bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang PPK-BLUD dengan Tim Penilai, kemudian proses penilaian PPK-BLUD oleh tim penilai. (RHP)*



HUT Dharma Wanita Persatuan di Rantauprapat Berlangsung Meriah
Rantauprapat, (Media TIPIKOR)

Puncak acara HUT ke-13 Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Labuhanbatu yang berlangsung di Gedung Nasional Rantauprapat, Jum’at (21/12-12) berlangsung meriah ditandai dengan pemberian hadiah dari berbagai perlombaan dan pertandingan yang dilaksanakan serangkaian dengan menyambut HUT Dharma Wanita tersebut.

Acara yang berlangsung dari pagi sampai siang hari itu dihadiri sekitar 500 peserta yang terdiri dari perwakilan DWP Unit Badan, Dinas dan Kantor serta Instansi Vertikal, Ketua dan anggota Bhayangkari, Persit KCK, Persatuan Adhyaksa Dharmakarini, Dharmayukti Karini serta organisasi perempuan lainnya.

Menurut Laporan Ketua Panitia, Mery HM Natsir Pohan, seyogianya acara peringatan tersebut berlangsung pada tanggal 7 Desember 2012 lalu, namun karena banyaknya kesibukan baru hari ini dapat dilaksanakan.

Dijelaskannya, kegiatan yang dilaksanakan serangkaian dengan HUT ke-13 Dharma Wanita tersebut adalah anjang sana ke panti asuhan, gotong royong, tanam pohon, senam missal dan donor darah. Disamping itu juga dilakukan doorprize kepada hadirin dengan mengambil nomor di bawah bangku masing-masing.

Sementara Ketua DWP Kabupaten Labuhanbatu, Hj Chairani Ali Usman Harahap, saat membacakan sambutan dari Ketua DWP Pusat Ny. Nila F Muluk mengatakan, program kerja DWP diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas SDM anggotanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. “Dengan demikian peran aktif anggota semakin jelas, baik sebagai pendamping suami maupun sebagai ibu dan sebagai warga masyarakat yang mengetahui hak dan kewajibannya.” terang Ketua DWP Pusat.

Lebih lanjut Nila F Muluk mengatakan, sebagai mitra kerja pemerintah yang sangat strategis, DWP sudah menunjukkan kinerjanya yang baik. DWP telah melaksanakan sosialisasi program PHBS sebagai bukti kerjasama dengan Kementerian Kesehatan, sosialisasi pemahaman Bela Negara sebagai bukti kerjasama dengan Kementerian Pertahanan; sosialisasi kewirausahaan sebagai bukti kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM dan kegiatan lainnya sebagai realisasi dari penandatanganan MoU dengan mitra kerja baik pemerintah maupun swasta.

Sementara itu Bupati Labuhanbatu dr H Tigor Panusunan Siregar SpPD mengatakan, anggota Dharma Wanita Persatuan selain pendamping suami juga adalah ibu dari anak-anaknya. Tugas sebagai ibu adalah membesarkan dan mendidik anak-anak agar mereka berhasil meraih masa depan yang lebih baik, sementara sebagai istri harus mampu mendorong dan memberi semangat kepada suami demi meraih prestasi kerja yang diinginkan.

Lebih Tigor mengatakan, untuk meraih prestasi dibutuhkan sikap dan perilaku kreatif yang dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana dan dekat dengan aktifitas keseharian kita. Melalui kegiatan yang diarahkan pada peningkatan potensi dan kreatifitas anggota Dharma Wanita untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan program kerja, DWP diharapkan benar-benar mampu mensukseskan program unggulan DWP, sehingga dapat menjadikan Dharma Wanita menjadi organisasi yang semakin solid dan eksis dalam perjalanan dan pengabdiannya di bidang sosial kemasyarakatan.

Pada bagian lain Tigor mengatakan, tugas kita adalah membangun masyarakat yang tangguh dalam upaya mencapai kesejahteraan dan tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkannya. Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah yang menjadi pelaksana kebijakan dan program pemerintah mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi. Didampingi oleh DWP seharusnya pemerintah dapat terbantu untuk menyukseskan program pemerintah, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud secara adil tanpa disparitas, baik individu maupun golongan.

Turut memberikan sambutan pada kesempatan itu Ketua Tim Penggerak PKK dr Hj Fitra Laila TP Siregar SpTHT yang pada intinya mengajak seluruh anggota DWP di daerah ini senantiasa mendukung program pemerintah daerah. “Sebagai pendamping suami sudah sewajarnya kita juga mendukung program yang dilakukan oleh Pemkab Labuhanbatu”, kata Fitra Laila. (RHP)*

Bupati Minta Perkebunan Menanam Pohon


Labusel, (Media TIPIKOR)

Bupati Labuhanbatu Selatan (Labusel) H.Wildan Aswan Tanjung minta kepada semua perkebunan swasta maupun BUMN supaya menanam dan memelihara pohon terutama disekitar aliran sungai yang adadiwilayah perkebunan sehingga dapat menjadi budaya masyarakat dalam mewujutkan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Hal itu ditegaskan Bupati Labusel saat peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional Tingkat Kab.Labusel (12/12) di tanah lapang PT Satya Kisma Usaha Kebon Normark, Desa Normark Kecamatan Kotapinang Kab.Labusel.

Menurut Bupati, tujuan mewujudkan kelestarian lingkungan guna menambah tutupan lahan untuk mencegah terjadinya bencana banjir, longsor, kekeringan dan kebakaran.Kemudian untuk penyerapan karbon dioksida (CO2) di atmosfir untuk antisipasi dampak perubahan iklim serta ketersediaan air untuk kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya Kadis Perkebunan/Kehutanan Kab Labusel Ir.Rosihan Noor,Dipl.F melaporkan bahwa gerakan penanaman satu milyar pohon (One Billion Indonesia Tree) Tahun 2012 di Kab Labusel adalah lanjutan kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan sejak tahun 2009 di Desa Hadundung, Sosopan dan Desa Mampang.

Bupati dan Ketua DPRD Labusel Fery Andhika Dalimunthe unsur Muspika Kec Kotapinang dan SKPD melaksanakan penanaman pohon di sekeliling tanah lapang perkebunan Normark itu serta penyerahan bibit secara simbolis kepada masyarakat berupa bibit Mangga, Durian, Asam glugur, Akasia dan Rambutan. (irda MTip)*

Jembatan yang menghubungkan Pasar Sirongit dengan Seminarium Sipoholon Rusak Berat Diterjang Banjir

Tapanuli Utara, (Media TIPIKOR)

Bupati Kabupaten Tapanuli Utara dengan nyetir sendiri terus tanggab dan langsung turun memantau ke lokasi kejadian Kamis tanggal 21 Desember 2012, tepatnya sekitar pukul 10.00 Wib malam, jembatan yang menghubungkan Pasar Sipoholon dengan beberapa desa di sekitar Kecamatan Sipoholon, yakni desa Simanungkalit, desa Pangaloan, desa Pintubosi , desa Lobusingkam dan desa Sibuntuon, terutama Seminarium Sipoholon ambruk diterjang banjir Aek Sigeaon. Kejadian ini terjadi disela-sela warga masyarakan kecamatan Sipoholon sedang meranyakan Natal di berbagai gereja. Kejadian ini baru diketahui warga ketika seorang warga yang hendak melintasi jembatan untuk kegiatan natalan malam itu dan melihat jembatan sudah patah dan ambruk, dan langsung  menginformasikan kerusakan jembatan tersebut kepada warga yang tinggal disekitar jembatan Sirongit. Setelah warga mengetahui informasi kejadian ambruknya jembatan Pasar Sirongit yang merupakan jembatan yang sangat penting dan vital menghubungkan jalur transportasi ke Seminarium HKBP Sipoholon sebagai tempat Wisata Rohani, masyarakat langsung berduyun-duyun menuju lokasi kejadian untuk melihat kenyataan yang diluar dugaan masyarakat ini dan sempat menyebabkan macetnya jalur transportasi Medan-Tarutung hingga beberapa jam.

Ketika Media Tipikor Tapanuli Utara turun ke lokasi kejadian dan bergabung dengan warga, berbagai teka teki dan ciibiran masyarakat muncul ditempat kejadian dan bahkan ada diantara warga yang saat itu berada di lokasi kejadian   menghubunghubungkan bencana alam (banjir) ini dengan informasi yang aktual saat itu yakni tentang “Hari Kiamat”. Salah satu warga yang sempat diwawancarai Media TIPIKOR mengatakan dalam bahasa Batak “On ma ra tanda-tanda na naeng ro ari kiamat songon naung tabege di televisi’ inilah mungkin pertanda bahwa hari kiamat sudah dekat, sebagaimana yang sering diberitakan di televisi” dan sebagian warga mengatakan ini adalah akibat ulah dari masyarakat atau pengusaha yang hanya memikirkan keuntungan tanpa memperdulikan  resiko atau dampak dari perbuatannya.

Memang kejadian banjir Aek Sigeaon bila kita pikirkan dan kita telusuri dengan alur  logika berpikir, asumsi warga tentang peristiwa banjir ini disebabkan ulah masyarakat atau pengusaha ada benarnya. Penebangan kayu Pinus oleh PT. Inti Indorayon yang sekarang berubah nama menjadi PT. Toba Pulp Lestari (TPL) yang berpusat di Porsea pada tahun-tahun yang lalu dan juga ulah penguasa kayu yang terus menerus menebang kayu di sekitar hutan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara dengan menyebabkan kegundulan hutal dan ketandusan  (munculnya hutan-hutan gundul). Akibat keadaan hutan yang sudah gundul ini tanpa melakukan reboisasi hutan, ketika saat hujan turun arus air dan debet air Aek Sigeaon cepat meluap dan menimbulkan lonsor sehingga cenderung menimbulkan banjir kiriman. Dan sebahagian lagi diperkirakan penyebab ambruknya jembatan ini adalah ulah orang-orang yang mengambil pasir dengan menggunakan pompa besar dari sungai Aek Sigeaon yang menyebabkan tanah disekitar pundasi jembatan semakin terkikis  sehingga ketika banjir datang dengan arus air yang cukup deras dan pohon-pohon yang hanyut dalam arus sungai melintasi tiang penyanggah jembatan tidak sanggub lagi menahan hantaman air dan kayu yang mengenai jembatan. Kejadian ini berawal akibat pada hari itu, mulai dari pagi sampai malam hari, hujan terus terus mengguyur  hampir di wilayah kecamatan Sipoholon dan kota Tarutung. Akibat hujan yang terus menerus turun agak deras, luapan air Aek Sigeaon meningkat dratis dan  arus airnya cukup deras. Akibat aliran air yang cukup deras gunung-gunung disekitar lintasan Aek Sigeaon dan pohon-pohon yang tumbuh dipinggiran sungai banyak yang longsor dan tumbang terbawa air sungai yang sudah hampi mencapai ketinggian tembok atau benteng Aek Sigeon.

Bupati Kabupaten Tapanuli Utara dengan nyetir sendiri terus langsung turun memantau ke lokasi kejadian Tersiarnya kabar ambruknya jembatan Pasar Sirongit yang merupakan alat  transportasi yang sangat vital ke Seminarium Sipoholon oleh Unsur Pemerintah Kecamatan Sipoholon (Uspika Kecamatan Sipoholon) ke bapak Bupati Kabupaten Tapanuli Utara bapak Torang Lumbantobing terus ditanggapi dan direspon oleh bapak bupati cecara gerak cepat. Dengan nyetir sendiri, tanpa memperdulikan malam yang sudah larut dan cuaca yang sangat dingin, beliau bersama ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Utara Fernando Simajuntak, SH, MH dan sebagian SKPD Kabupaten Tapanuli Utara dan didampingi unsur pemerintah Kecamatan Sipoholon terus meluncur ke lokasi kejadian dan bergabung dengan warga masyarakat Sipoholon menyaksikan kejadian yang sangat tragis itu. Beliau sempat berdialog dengan beberapa warga dan setiap berdialog beliau selalu menyarankan kepada warga agar tetap waswas dan tenang menghadap bencana. Memang   akhir-akhir ini bencana alam sering terjadi di Tapanuli Utara, misalnya banjir bandang yang terjadi di desa Pohan Tonga pada –bulan-bulan yang mengakibatkan masyarakat gagal panen di sekitar lokasi kejadian. Beliau juga meyarankan agar masyarakat tetap tetap tenang dan semangat merayakan Natal. Sebagai warga Kristen dan jebagai warga gereja kita harus tetap semangat merayakan Natal, kata pak Bupati.

Setelah selesai meninjau jembatan Pasar Sirongit, bapak Bupati Torang Lumbantobing melanjutkan pantauan ke lokasi-lokasi lain yang mengalami bencana, dan ternyata setelah di chek langsung Bapak Bupati ternyata banyak jembatan yang mengalami kesusakan akibat banjir tersebut diantaranya: jembatan Lumbanrihit, jembatan Aek Silalaen yang sudah mengalami kerusakan pada tahun sebelumnya dan kini keadaannya semakin parah, jembatan Pangaloan yang hanyut terbawa arus banjir. Masyarakat Sipoholon berharap kepada bapak Bupati Torang Lumbantobing dan Ketua DPRD Tapanuli Utara agar secepatnya melakukan perbaikan (rehablitasi) kepada jembatan yang rusak, terutama jembatan Pasar Sirongit yang merupakan jalur lintas ke wisata rohani  Seminarium Sipoholon, keadaan jembatan yang miring saat banjir datang dan lampu di sekitar pasar sirongit padam total.  (MTip)*

0 comments:

Post a Comment

 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design