JEMBATAN SICANANG BUTUHKAN PERHATIAN PEMDA
Belawan, (Media Tipikor) Terlihat dari atas jembatan Sicaang ini memang bagus tetapi kalau dilihat dari bahan pondasi sangat mengerikan sekali. Disebabkan kondisinya sudah harus diperbaiki, sebab penahan dari mal besinya sudah banyak yang patah. Pondasi bawah corannya pun sudah banyak yang keroak / bolong, apabila ini dibiarkan terus tanpa ada perhatian dari pemerintah setempat/pemerintah daerah, ini kan bisa membahayakan bagi masyarakat Sicanang khususnya
Apabila titi ini ambruk disebabkan mobil damtruk yang besarpun melalui jembatan ini juga. Jadi diminta kepada pemerintah yang terkait untuk melihat keadaan jembatan ini harus diperbaiki atau diperhatikan. Agar supaya tidak ada terjadi hal yang tidak diinginkan bagi masyarakat Sicanang, kata salah satunya masyarakat berinisial Edy Pranata "Bantu Pak, janganlah sampai runtuh dulu baru diperbaiki. Sebab ini jembatan satu-satunya untuk jalan keluar masuk bagi masyarakat Sicanang. Sekali lagi diminta secepatnya pemerintah daerah untuk memperbaiki jembatan ini. Jembatan yg sudah berusia mencapai 35 tahunan kurang lebih ini jangan sampai memakan korban banyak, Sebab Diduga Kelurahan pun tidak mau tahu tentang mobil dumtruk besar yang masuk membawa muatan tanah timbun. Itukan berton-ton muatannya, kalau terus-menerus dibiarkan jembatan ini tidak akan tahan lama.
Jembatan ini pondasinya sudah lemah alias lapuk, kalau di ibaratkan manusia sudah harus pensiun. Disini Pihak Kelurahan harus tegas mengambil tindakan kepada truk-truk yang masuk kedalam sicanang yang melebihi kapasitas muatannya.
Jangan anggap enteng, karena jembatan dilihat dari atasnya cantik/bagus tapi coba lihat kebawahnya, jembatan ini sangat memprihatinkan sekali. Karena tidak ada perhatian dari pemerintah setempat ( AR )
PAC PEMUDA PANCASILA MEDAN DELI KONSOLIDASI BAKTI SOSIAL KEDUA
Medan Deli, (Media Tipikor) Mingu 08 April 2012 dimulai dari pukul 08.00 Wib s/d selesai dimeriahkan 400 personil Pemuda Pancasila Sekecamatan Medan Deli dan masyarakat dikelurahan pun sangat mendukung sekali atas bakti sosial yang dilakukan ketua PAC Medan Deli. BBakti Sosial ini dihadiri oleh ketua PAC Medan Perjuangan I Bung Syahril, Buk Rosa alias Bulek bersama ketua PAC Medan Timur Bung Irwansyah Siregar alias Doge. Dimana dalam kesempatan ini para ketua PAC sekitar medan ini pun memang sudah saling mengenal betul dengan Bung Dedi Yudistira SE . Dia memang sudah lama menduduki PP di Kecamatan masing-masing sehingga diacara kegiatan bakti sosial ini salah satunya Bung Irwansyah dan Bung Syahril, Buk Rosa sangat mengagumi atas apa yang dilakukan bung Dedi Yudistira ini. Makanya ketua PAC Medan inipun menyempatkan dirinya untuk hadir di Kecamatan medan Deli ini. Gunanya untuk memeriahkan atas kegiatan Pemuda Pancasila dikecamatan Medan Deli yang dimotori dari pentolan tokoh Pemuda Senior Dedi Yudistira, tak mau ketinggalan juga ketua kelurahan Titipapanpun ikut serta Bung Irawan untuk mendampingi ketua Dedi khususnya dengan disambutnya kegiatan bakti sosial.
Kader-kader PP Kecamatan Medan Delipun merasa puas sekali terhadap hasil kerja mereka selama satu bulan penuh dienam bakti sosial yang menjadi bukti nyata bahwa Pemuda Pancasila juga mampu berbakti kepada masyarakat secara langsung bersama PAC Medan Deli yang peduli dengan keadaan masyarakat .
Bung Dedi Yudistira berpesan kepada kader dan anggota agar senantiasa melakukan kebaikan sekecil apapun. Kepada siapapun dan dimanapun berada. Dedi Mengaharapkan agar dinamika yang berkembang didalam upaya melakukan pembinaan dalam bakti sosial ini dapat membangun identitas bangsa kita menjadi lebih baik dan jauh dari keburukan dan harga diri bangsa kita tetap terjaga, kita berharap dari kegiatan bakti sosial ini akan timbul kesadaran dan semangat baru untuk bangsa dan bernegara Indonesia. Selain itu timbul juga semangat untuk ikut aktif berpartisipasi didalam proses pembangunan dengan segala potensi yang kita miliki, ujar Dedi yudistira selaku Pengurus Anak Cabang Medan Deli. (AR)
RANCANG REGULASI YANG TEPAT UNTUK PETANI SAWIT
Kandis, ( Media Tipikor ) Sebelum Kebijakan PENERAPAN INDONESIA Sustuinable Polm Oil Riset, yang di lakukan Pemerintah Indonesia bersama dengan Nations Devoloment Program Me (UNDP) di Provinsi Riau, Membuahkan Produk Regulasi yang tepat bagi Petani Kelapa Sawit Swadaya.
Hal ini di kemukakan salah satu Pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Aspakindo ) Riau Yuslimse.
Kepada Media Tipikor 11-04-2012 Yuslim Mengatakan Tujuan RISET yang di lakukan Pemerintah Indonesia Bersama UNDP, sangat positif .
Hasil Riset akan diketahui sejauh mana kesiapan Indonesia, tidak saja Perusahaan Perkebunan tetapi juga Petani Kelapa Sawit Indonesia, Agar Pelaksanaan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia berkesinambungan .
Maka Hasil CPO Indonesia tidak diragukan sebagai Sebuah Produk yang Tidak Ramah Lingkungan, Hanya saja pemberlakukan ISPO ditingkat Petani Kelapa Sawit Swadaya Akan sedikit sulit di bandingkan Petani Plasma dan KKPA yang sudah memiliki Mitra Bapak Angkat Bersama Dengan Perusahaan “ Jadi Regulasi yang di telurkan Pemerintah Nanti Harus Tepat” Ujarnya.
Penerapan Kebijakan ISPO Di Tingkat Petani Swadaya Dalam Waktu Dekat ini Belum Bisa Di Terapkan. Pemerintah Perlu Waktu Untuk Mensosialisasikannya Ke Petani Swadaya.
Selain Itu Pemerintah Perlu Membuat Kebijakan Bagaimana Petani Mendapatkan Benih Kelapa Sawit Yang Unggul Dan Terjangkau,Karena Salah Satu Bagian Dari ISPO Terkait Dengan Benih Kelapa Sawit Unggul.
Kondisi dilapangan petani banyak yang kesulitan mendapatkan Benih Kelapa Sawit Unggul dengan harga terjangkau akibatnya, Petani membeli Benih Kelapa Sawit Dd pasaran yang belum tentu berkwalitas baik, Sementara hasilnya di jual Keperusahaan Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit ( PKS ),Yang Mengekspor CPO Kepasaran Internasional Sebutnya selain itu Pemerintah perlu menyiapkan Petugas Penyuluh Lapangan ( PPL ) yang akan membina Para Petani Kelapa Sawit Swadaya.
Mulai dari Penyiapan Benih Kelapa Sawit Yang Unggul Dan Bersertifikat Cara Penanaman Dan Tahapan Lainnya Dalam Budi Daya Perkebunan Kelapa Sawit serta melakukan Pembinaan Dalam Pengelolaan Manajemen Petani Swadaya (J.S)
BUTUH Rp 10 MILYAR UNTUK REHAB BENDUNGAN
Aceh Pidie, (Media TIPIKOR) Dinas Sumber daya air (SDA) Aceh pidie membutuhkan Anggaran Rp 10 miliar untuk memperbaiki kerusakan infrastruktur pengairan akibat banjir tangse yang kedua kalinya kemaren, sekitar 6 bendungan rusak dan dua sugai amblas akibat terjangan air pada musibah banjir tersebut.
Berdasarkan pendataan yang kita peroleh, sekitar 6 bendungan harus diperbaiki, yaitu bendungan Numbok Badeuk, bendungan Krueng Sikuek, bendungan Alue beureune, bendungan blang malo, bendungan bengga bawah dan bendungan pulo lo.
Semua bendungan rusak dan membutuhkan anggaran Rp 3,5 miliar untuk rehab satu bendungan maka kita perkirakan lebih 10 miliar dala melakukan rehabilitas bendunga tersebut, kata kepala dinas SDA Ir. Syamsulrizal kepada wartawa kemaren (pekan lalu).
Menurut nya, selain bendungan juga ada dua sungai yang harus melakukan penguatan tebing di kawasan musibah banjir tersebut, diataranya Krueng inoeng dan pucok krueng baro, untuk menormalisasi kedua sungai diperkirakan juga butuh anggaran Rp 6,5 miliar, maka untuk membangun dua item pembangunan Rp 10 miliar diperkirakan sudah cukup, kata nya sekian liputan (jefri)
FISIK GEDUNG PERPUSTAKAAN DI DELAPAN SDN NISEL BELUM JELAS,
Nias Selatan, (Media TIPIKOR) Fisik gedung perpustakaan di Delapan SD Negeri melalui Proyek Dinas pendidikan Nias Selatan Tahun Anggaran 2009 hingga kini belum jelas, untuk itu Unit Tipikor Polres Nias Selatan diminta untuk menelusurinya.
Informasi ini terungkap melalui salah seorang nara sumber yang layak di percaya dan masih tak mau di sebut namanya di media massa, beliau menjelaskan bahwa pada tahun anggaran 2009 ada delapan SD Negeri yang mendapat gedung Perpustakaan di Nias Selatan, yakni SD Negeri 071106 Hilijihono, SD Negeri 071108 Hilisataro, SD Negeri 071105 Bawonahono, SD Negeri 071098 Telukdalam, SD Negeri 076713 Lolomoyo, SD Negeri 071223 Orahili Gomo, SD Negeri 075071 Hiligeho dan SD Negeri 071105 Hilimaenamolo.
Total anggaran biaya yang di alokasikan Dinas pendidikan Nias Selatan untuk delapan SD Negeri tersebut yaitu Rp.280.000.000.- (Dua ratus delapan puluh juta rupiah). Pada Bulan Feb 2011, sebelum Mantan Kadisdik Nisel Lari diperedaran untuk konfirmasi tentang anggaran Dana Bangunan Gedung Laboratorium mengatakan Dana belum ada Luncuran Tandasnya Mantan Kadisdik Nisel Drs.Sokhizaro Laia.
Menurut nara sumber ini menyebutkan bahwa ke delapan fisik bangunan gedung perpustkaan tersebut, hingga kini belum jelas, namun pertanggungjawaban keuangan telah selesai 100 persen.
Kepala Sekolah SD Negeri Hiligeho Yofita Gowasa, Spd pada saat di konfirmasi Wartawan Senior di Sekolah, Jumat(27/5) beliau menjelaskan, tidak ada bangunan gedung perpusatakaan di sekolah itu, buku paket di sekolah ini hanya bersumber dari Dana BOS dan Unicef, sementara gedung sekolahnya di bangun oleh PMI Spanyol.
Pernyataan yang sama, Jumat (27/5) Kepala Sekolah SD Negeri Hilijihono AD.Sarumaha, Ama.pd menyebutkan bahwa di sekolah yang di pimpinnya itu, hingga kini tidak ada bangunan perpustakaan yang di bangun oleh Dinas pendidikan Nias selatan.
Sesuai hasil konfimasi sejumlah Wartawan kepada Mantan Kadis pendidikan SOKHIZARO LAIA, pada bulan Januari lalu beliau menyatakan bahwa hal itu bukan proyek Dinas pendidikan Nias Selatan, akan tetapi Kepala Sekolah yang bersangkutan yang mengetahui proyek perpustakaan tersebut.
Untuk kejelasan fisik proyek ini, diminta agar Unit Tipikor Polres Nias Selatan untuk langsung menelusurinya, tutur sejumlah tokoh masyarakat di Telukdalam. (SS)
LSM- LEMBAGA APRESIASI PENDIDIKAN NASIONAL SOROTI NORMALISASI SUNGAI GALANG
Deli Serdang, (Media Tipikor) Kegiatan pengerjaan normalisasi sei. Galang Kecamatan Pagar Merbau yang saat ini sedang dikerjakan di duga tidak sesuai dengan juknis dan juklak yang tertuang dalam surat perintah kerja (SPK) yang di keluarkan oleh dinas pekerjaan umum Kabupaten Deli Serdang , ungkap Sdr. Apan Sari selaku ketua umum Dewan Pimpinan Pusat LSM “Lembaga Apresiasi Pendidikan Nasional” Provinsi Sumatera Utara didampingi Kabit Lingkungan Hidup Andi Ginting SP. Saat di temui di kantor nya (13/4) jalan sudirman Nomor 52 Lubuk Pakam.
Dikatakannya, saat memantau langsung kegiatan normalisasi ada kejanggalan dalam sistim kerjanya, dan menurut saya sudah menyimpang hal ini dapat di lihat bantaran sungai yang ditanam kelapa sawit oleh perkebunan PTPN II Tjg. Garbus tanahnya di keruk dan di angkut dengan dum truk , setelah itu barulah sendimen yang di angkat dari dalam sungai di timbunkan ke dalam lubang yang ada di bantaran.
Akibat banyak nya lubang-lubang bekas pengerukkan dan hanya di tutupi oleh lumpur sendimen di khawatirkan hal ini dapat mengakibatkan labil nya struktur tanah yang ada di bantaran dan akan mudah tergerus air sungai , dan tidak tertutup kemungkinan bila banjir besar datang akan terjadi erosi dan bantaran sungai akan runtuh ke bawah serta dapat mengakibatkan terjadinya perlebaran sungai yang tidak tentu arah , dan dapat pula mengakibatkan tumbangnya pohon-pohon sawit yang ada di atas bantaran.
Ditambahkan nya beliau mengatakan bila hal ini terjadi, akan rusaklah lingkungan alam yang ada di sekitar sungai galang Kecamatan Pagar Merbau dan agar tidak parah lagi saya memohon kepada PU Deli Serdang agar didalam pembuatan SPK normalisasi sungai harus mengacu kepada pelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.
Saat di singgung tanah bantaran sungai yang di keruk dan di ambil oleh pihak penerima SPK , beliau mengatakan saya kurang mengetahui alasan nya , saya hanya mengulas masalah ini dari sudut pendidikan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan menurut hasil pantauan saya , kegiatan normalisasi sungai galang sudah mengarah pengerusakkan lingkungan hidup dan perkebunan PTPN II Tjg. Garbus , dalam hal ini saya mengharapkan kepada instansi terkait khusus nya kadis PU Deli Serdang agar dapat berkodinasi dengan pihak PTPN II sehingga tidak akan menimbulkan dampak kerusakan lingkungan dan masalah sosial di masyarakat. Dan beliau mengatakan dalam waktu dekat ini saya akan menemui saudara Ir. Faisal selaku Kadis Deli Serdang guna mempertanyakan kegiatan normalisasi tersebut. (T.A)